PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (SBI) akan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) menggunakan kode saham BIKE di Bursa Efek Indonesia. Menawarkan sebanyaknya 323.334.000 saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga penawaran awal berada di kisaran Rp 160 – Rp 170 per saham, perusahaan berpotensi memperoleh dana sebesar Rp 51,73 miliar – Rp 54,96 miliar.
Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun jajaran manajemen dan
pemegang saham, perseroan optimis memiliki posisi yang kuat dalam persaingan
usaha. Perseroan bergerak dalam bidang perdagangan besar sepeda dan saat ini
bekerjasama dengan 319 toko sepeda yang tersebar secara nasional. Dana yang
diperoleh dari hasil Penawaran Umum Saham Perdana akan digunakan untuk modal
kerja, berupa pembelian persediaan barang.
“Terkait dengan strategi perusahaan, 2022 merupakan tahun yang tepat bagi kami untuk menguatkan area distribusi terutama di kota-kota key area serta lebih agresif mengembangkan variasi produk baru yang inovatif dan kompetitif”, ungkap Winston Mulyadi selaku Direktur PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh SBI, kota-kota kunci
yang dapat memberikan peluang bisnis lebih besar adalah Kota Medan, Makassar,
Palembang, Balikpapan dan Banjarmasin. Perseroan meyakini dengan memperkuat
distribusi di kota-kota tersebut akan meningkatkan efisiensi logistik dan mendukung
para dealer berkinerja lebih baik.
Terkait dengan tren sepeda, manajemen menjelaskan, “Sepeda merupakan produk yang sangat
beragam, ada banyak genre sepeda. Berdasarkan pengalaman kami, ketika ada satu
genre yang tren-nya sedang menurun, ada genre atau tipe sepeda lain yang
penjualannya meningkat, sehingga kami bisa menjaga kestabilan penjualan. Kami mendistribusikan
beberapa brand dengan banyak variasi tipe dan harga yang selalu mengisi kebutuhan
tren, mengisi kebutuhan pasar mulai dari entry-level sampai middle-up level.
Hal tersebut adalah kekuatan kami”
SBI merupakan distributor sepeda merek United dan Avand serta pemegang
merek Genio dimana ketiga brand
tersebut memiliki segmentasi pasar yang berbeda. SBI mendistribusikan beragam
tipe sepeda mulai dari sepeda anak, sepeda gunung, road bike, folding bike,
hingga sepeda dengan inovasi tenaga listrik dan baterai (e-bike), serta mainan
anak dan baby stroller.
Sepeda Bersama Indonesia memiliki jajaran produk yang
menyesuaikan demografi dan kemampuan daya beli pasar di Indonesia. Sebagai
contoh, Brand United sebagai salah satu merek terpopuler di Indonesia memiliki
beberapa tipe terbaik seperti Road bike
United Sterling Pro Disc dibanderol dengan harga jual Rp 75 juta yang
digunakan oleh profesional maupun enthusiast,
hingga road bike paling ekonomis Genio Breaker 2 dengan harga Rp 4,5 juta.
Banyak tipe yang menjadi sangat populer seperti sepeda gunung (MTB) United Detroit, Clovis dan Epsilon untuk
pemakaian rekreasi, kebugaran hingga yang lebih ekstrim. Trifold merupakan folding bike inovatif menggunakan sistem tiga
lipatan yang kemudian dikembangkan oleh United menggunakan tenaga elektrik
menjadi pilihan kaum urban.
Setiap merek yang dihadirkan oleh SBI memiliki nilai
kompetisi yang berbeda dan menyesuaikan kebutuhan pasar. Genio Bike berhasil
diterima konsumen dengan rangkaian 3Road Series yang terdiri dari 3 tipe road
bike value-for-money; Breaker 2, Aerio R1 dan Vangard.
Sedangkan Avand Bike ditujukan untuk market anak muda dengan pilihan produk
yang trendi, contohnya Avand Chester
dan Re Arm merupakan folding bike
dengan range harga Rp 2,7 jutaan hingga Rp 4 jutaan, menjadi pilihan kalangan
komunitas sepeda.
Mengutip prospektus di laman e-IPO, total ekuitas perseroan
mengalami peningkatan sebesar Rp 20,27 miliar atau 69% yaitu dari Rp 29, 49
miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 49,77 miliar pada September 2021.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan modal dan peningkatan laba
periode tahun berjalan.
Selain memiliki fundamental perusahaan yang baik,
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan juga
menjadi katalis positif bagi perusahaan yang membuat tren pembelian sepeda
tetap meningkat.
“Sepeda bukan lagi hanya sebagai alat transportasi, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup sebagai alat olahraga, rekreasi, hobi bahkan fashion. Itu mengapa, demand dari pasar stabil setiap tahun”, ungkap Wiston Mulyadi.
Secara ekonomi makro pembangunan infrastruktur (jalan tol) oleh
Pemerintah Indonesia telah memberikan dampak ekonomi yang positif bagi Perseroan
dalam melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan distribusi. Infrastruktur
jalan yang baik bukan hanya mengoptimalkan jalur distribusi tapi juga berdampak
langsung pada masyarakat yang menggunakan sepeda, termasuk regulasi dari
pemerintah.
Winston Mulyadi menjelaskan bahwa regulasi dari pemerintah yang
mengedepankan keselamatan bersepeda yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 59 Tahun 2020 menjadi katalis positif bagi perseroan. Beberapa
hal mengatur tentang hak pesepeda di jalan, fasilitas pendukung bagi pesepeda
dan tentang kewajiban penyelenggara fasilitas umum untuk menyediakan parkir
khusus pesepeda.
“Dengan berbagai dukungan eksternal tersebut, tren sepeda dalam skala global dan lokal bertumbuh. Ditambah meningkatnya kebutuhan teknologi listrik, kegiatan usaha yang dijalankan oleh SBI memiliki prospek jangka panjang yang sangat positif”, Winston Mulyadi menambahkan.